Sabtu, 08 November 2014

Ko OAP: Bukan Radikal Tapi Sadar Saja!

Ilustrasi Radikalisme




















Nasionalisme di negara-negara penganut sistem demokrasi liberal, mengketegorikan sebagai suatu kesadaran yang harus dan mutlak untuk menyadari hal-hal yang menyangkut dengan penghayatan mengenai sistem perjuangan di negeri itu. Tidak kalah jauh, bahwa nasionalisme dalam paham komunis agak sedikit bertentangan dengan nilai moral dari sosialis yang memiliki prinsip rasa sama-sama.

Pada prinsipnya pendidikan dalam bangku-bangku sekolah nasionalisme biasanya di bangun mulai dari pendidikan dari TK hingga perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Dari pandangan yang sedikit kontraversi bahwa nasionalisme terkadang dipaksakan untuk di hayati dalam bentuk apapun.

Dalam tulisan ini bahwasannya radikalisme dalam pemahaman masyarakat penganut suatu sistem yang bertentangan dengan sistem yang terbangun di wilayah tersebut. Tidak tahu wilayahnya dimana!

Pemahaman yang sama terjadi di lingkungan kita sendiri. Radikalisme dalam suatu paham persamaan, entah itu berbentuk dengan norma dan nilai yang di paham secara bersama dalam pertentangan hidup atau tidak.

Disini sorotan yang sedikit radikal yang sering kita tidak menyadari hal ini, bahwa pemahaman kita terhadap sesuatu yang kita jadikan menjadi sebuah paham yang seakan-akan paham itu menjadi landasan hidup kita.


Dalam tatanan hidup manusia Papua, kita mengenal dengan suatu istilah atau pengelompokan masyarakat akan kesadaran nasionalisme dalam masyarakat Papua. 1). Kaum moderat, 2). Kaum oportunis, dan 3). Kaum netral.

Paham yang menganut paham radikalisme dalam masyarakat Papua adalah kaum moderat, dimana kesadaran akan adanya penindasan dan kesengsarahan orang Papua dari segalah lini kehidupan manusia Papua.

Kaum moderat memahami benar, radikalisme menjadi suatu paham tentang hidup dan perjuangan atas penindasan orang Papua dalam berbagai bentuk.

Yang menjadi masalahnya itu antara kaum oportunis dan netral. Pura-pura tidak tahu dan benar-benar malas tahu tentang sesuatu, entah itu masalah atau tidak. Terkadang kita ambigu dalam mengambil tindakan yang kita rarah itu benar apa pun bentuknya. Hanya yang membedakan adalah anda sadar atau tidak terhadap situasi yang sedang terjadi.

Kalau bicara masalah, apanya yang sadar? Perlu untuk kita pahami lagi kembali perkembangannya dan tanggung jawab kita sebagai seorang pelajar yang mampu membawa perubahan dalam masyarakat.

Sadar kalau ko Papua? Tidak lebih dari itu. Nasionalisme yang timbul adanya kesadaran dalam masyarakat dan manusia yang sedang di tindas dari berbagai cara yang sering kita dapatkan. Tak hanya kita dapatkan lebih dari itu perasaan yang terpendam hanya kepentingan yang sering kita lupa karena itu semua.

Sekarang bagaimana dengan kita semua yang sudah terlanjur menjalani kehidupan ini. Ada yang sadar ada yang tidak sadar akan hal-hala seperti ini. Ada yang sudah radikal memilih untuk berjuang hingga mati, ada juga yang memilih jalan yang lain untuk melawan semua penjajahan yang sedang terjadi di manusia Papua.

Pada prinsipnya bahwa manusia di muka bumi ini sudah diberikan oleh Tuhan sebuah anugerah yang mampu membandingkan pertimbangan-pertimbangan dalam menjalani hidupa dari berbagai pandangan dan masalah-masalah yang terkadang kita hadai secara menyeluruh.

Memang kesadaran untuk merubah pola pikir seseorang membutuhkan suatu kekuatan yang besar untuk menyatuhkan semua pendapat dan masukan dari semua yang sepaham tentang kenyataan dan realita mengenai masalah yang sekarang terjkadi.

Masalah Papua menjadi sesuatu yang marak dalam lingkungan sosial budaya kita dalam masyarakat. Seperti yang sudah dijelaskan dituliskan sebelumnya bahwa, kesadaran itu akan timbul ketika seseorang itu sudah merasa tertarik akan hal tersebut.

Akhirnya bahwa kesadaran itu tidak mungkin kita mulai dari paksaan atau apa. Tetapi semua itu kembali ke pribadi anda karena ini menyangkut harga dan martabat diri anda dan saya sendiri terhadap sesuatu yang terjadi.

Tak lupa juga bagi anda yang sudah dalam tatanan radikal mengenai perjuangan, bahwa berbuka diri, sosialisasi, dan berusaha untuk memobilisasi masa dari berbegai opsi dan bentuk, perlu adanya suatu penekanan yang menyeluruh untuk menyelesaikan persoalan ini.

Penulis adalah penggemar dan sering meneliti perkembangan perjuangan dan realita sosial masyarakat Papua. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar