Jumat, 07 November 2014

Demokrasi dalam Dunia Maya

Ilustrasi Demokrasi


























Demorkrasi Indonesia yang sekarang kita anut menjungjung tingga martabat manusia dalam kesamaan sesorang, juga sesorang itu bebas untuk berekspresi dalam bentuk apa pun. Demokrasi juga adalah ssitem terbaik setiap orang untuk bebas dari segala belenggu kemunafikan dunia (Bung Hatta).

Pada prinsipnya bahwa demokrasi itu tidak memandang ras dan etnis, semua sama di hadapan hukum hanya cara pandangnya saja yang berbeda.

Sorotan demorasi dalam dunia maya selalu menjadi pokok masalah yang sangat serius dalam kehidupam masyarakat dunia maya.

Tak heran, kita sekarang mengandai ada bumi dimana kenyataan itu terjadi dengan bumi dimana kita bermain-main di dunia maya yang serba ada. Mungkin itu yang dinamakan zaman teknologi. Sa tra tahu!

Dunia maya sudah lama diciptakan oleh para pendiri teknologi mulai dari yang instan hingga yang lebih rumik kita gunakan dalam kesempatan yang berbeda. Memang benar ketika kita pandang penggunaan yang kadang kita salah, saya sendiri tidak tahu tentang perkembangannya sekaran.

Akhir-akhir ini banyak sekali marak caci maki, saling hina lewat dunia maya. Tak tahu apakah semua itu sudah ada koontrolnya atau tidak. Hingga sampai semua yang kita sampaikan bisa ditapiskan dengan berbagai kegoyahannya manusia. Namanya juga zaman demokrasi maya, kok!

Anak kecil bisa berbicara langsung dengan presiden, orang bodok bisa jadi orang tertipntar, orang lanjang bisa menjadikan disinya pemersatu seluruh komponene, itulah dunia maya yang kita lihat sekarang. Bukan saja kita lihat, tetapi yang sekarang kita sarahkan sekarang.

Manusia dalam tantanan hidup, memiliki pola pikir yang berbeda-beda, Frederick Hegel menjelaskan tinggatan pola pikir kita manusia dengan dorongan-dorongan yang berbeda-beda. 1). Pemikiran absolut, 2). Pemikiran objektif, hingga pemikiran 3). Subjektif.

Sekarang apa yang menjadi keterkaitan pikiran ini dengan dunia maya sekarang dan penggunaan kita dengan dunia maya yang kadang kala kita anggap sebagai satu-satunya dunia hidup kita. Pertama kalau kita kategorikan cara hidup manusia Papua kita baru masih tahapan yang disebutkan Hegel dengan tahap pemikiran objektif dalam prospek yang berbeda.

Demorkasi sama saja tidak menjadin kehidupan kita dalam dunia maya, memang kenyataannya menang seperti begitu.Saya sendiri tidak tahu, memang secara teoritisnya begitu.

Sekarang bagaimana dengan akibat yang terjadi dari demokrasi dunia maya itu? Kita ketergantungan. Banyak sekali tulisan-tulisan yang copy paste tanpa menyebutkan sumber, banyak sekali marak cari maki di dunia maya secara menyeluruh, dan banyak sekali kasus-kasus yang terjadi dari berbagai demensi dan pandangan yang berbeda-beda.

Kita belum masuk dalam keistimewaan dan keekspresian kita dalam menuliskan sesuatu dalam dunia maya.
Facebook, twitter, Link-id, BBM, hingga media sosial lainnya yang terkadang kita salah gunakan. Hanya mencari nama dan terkenalnya anda sendiri. Secara tidak sadar kita akan membuat suatu kehancuran di kalangan kita sendiri.

Jadi, sebagai akhirnya bahwa, demorkasi dalam dunia maya memang terjamin dalam dimensi-dimensi yang kadang kita tidak tahu.

Demorasi sebelum kita jalankan, perlu kita pahami lebih dalam dan secara menyeluruh dan perlu kita adanya pemahaman yang mendalam.


Penulis adalah peneliti perkembangan dunia maya orang Papua dan redaksi Nyamuk Papua

Tidak ada komentar:

Posting Komentar