Oleh: Victor Mayor
”Di atas batu ini saya
meletakkan peradaban orang Papua, sekalipun orang memiliki kepandaian tinggi,
akal budi dan marifat tetapi tidak dapat memimpin bangsa ini, bangsa ini akan
bangkit dan memimpin dirinya sendiri,” Pdt. I.S. Kijne pada 25 Oktober 1925 di
Wasior-Manokwari.
Tulisan ini sebuah refleksi dan kritik kepada semua elemen
pemerintah Papua dari berbagai segi kehidupan. Mungkin terlalu dini kalau saya
bilang seperti itu, tetapi entahlah,
memang kondisi masyarakat Papua sedang terjepit dan dijajah oleh bangsa asing yang
mau menghancurkan kehidupan orang asli Papua.
Sebenarnya tulisan ini mengritik kebijakan pemerintah
provinsi Papua dalam hal ini seluruh bupati dan kepala-kepala dan kaki tangan
Indonesia yang bergaya sama seperti raja di tanah Papua. Saya seorang
masyarakat biasa yang tidak mempunyai apa-apa, tapi mudah-mudahan melalui
tulisan ini rakyat sadar tentang hal ini dan perlu untuk melawan semua ketidakadilan
yang terjadi di tanah Papua ini.
Saya tinggal di pelosok negeri bumi Cendrawasih yang kaya
akan kekayaan alam yang melimpah dan saya secara jujur tidak bias mengelolahnya.
Tidak tahu yang lainnya, tapi kenyataan yang terjadi kami orang asli Papua
tidak bias mengelolahnya dengan sendiri, maka dari ini dengan menyimak tulisan
saya ini mudah-mudahan menjadi berkah juga supaya kita tidak terjebak dengan system
yang ada.
Berawal dari kehidupan dan keseharian orang Papua, hamper rata-rata
di bumi Cendrawasih masyarakat Papua dihadapkan dengan berbagai macam teknologi
modern yang diperkenalkan oleh bangsa asing untuk dipaksakan maju sama seperti
mereka. Disegala lini kehidupan, tidak ada satu pun rakyat Papua menikmati
kejayaannya melalui bidang ekonomi manusia yang berlebihan, diperparah lagi
dengan ketidak sadarannya kita, sekarang pertanyaanya salah siapa?
Berikutnya lagi, kebetulan pacar saya adalah suku asli Papua
yang berasal dari merauke jadi dia pernah bercerita kepada saya kondisi ekonomi
yang sangat minim di daerahnya. Hanya satu pertanyaan yang saya tanyakan kepada
dia, “Mengapa bias terjadi seperti demikian?”, karena tidak ada kata-kata yang
mau dia beritahu kepada saya, dia hanya bias menjawab, “Semua salah system Indonesia
yang memaksakan kita untuk berfikir sama seperti mereka”. Memang sesuatu yang
perlu kita kritisi bersama-sama bagaimana dan apa yang terjadi, dan kenapa parara
pemimpin kaki tangan Indonesia di Papua tidak menyadari hal seperti ini.
Masih berlanjut realistisnya kehidupan orang Papua,
pemerintah sampai saat ini masih keliru dengan kebijakan-kebijakan yang dibuat
tanpa mempertimbangkan hal-hal seperti ini. Tapi yang jelasnya, orang asli
Papua tidak akan pernah berkembang selama penjajahan itu masih berlanjut
melalui cara-cara yang sistematis dan penuh drama pemusnahan orang Papua oleh
pemerintah Pusat.
Dalam ilmu pengetahuan, dan secara teoritis, Karl Marx
meyakini hokum peradaban manusia yang mencela kehidupan dengan apa yang terjadi
di antara orang asli Papua sendiri. Marx meyakini adanya peradaban manusia yang
mampu menyatukan dan memajukan sesuai dengna hokum kehidupan manusia yang perlu
kita pahami, yaitu: proses peradaban Komunal hingga Kapitalis.
Kenyataan orang Papua sekarang masih hidup di area transisi
komunal yang tidak bias kita samakan dengan kapitalis yang hidup hanya
mementingkan kepentingannya sendiri. Memang benar kalau orang Papua sekarang
mengalami hal seperti ini.
Bukan sesuatu yang keliru kalau kita mengaitkan kehidupan
sekarang yang ambigu dimainkan oleh pemerintah Indonesia dengan kepentingan
mereka. Bermua dan mulai dari pendidikan, kesehatan, ekonomi dan lainya lahir
hanya karena kepentingan politik asing yang mau menghancurkan manusia Papua
dengan berbagai bentuk dan rupa yang sedang terjadi.
Sekarang bagaimana kita melihat kapitalis-kapitalis yang
meluas di kehidupan masyarakat Papua? Kehidupan orang Papua sekarang sudah
dihadapkan dengan berbagai kepentingan para orang asing yang mau membunuh
secara sistematis melalui berbagai persoalan yang ada.
Tak kunjung, banyak orang Papua yang tidak sadar akan hal
pembangunan ekonomi orang Papua mulai dari melakukan usaha, menajemen yang
baik, dan lainnya. Sekarang pertanyaannya, semua ini salah siapa? Kembali melihat
persoalan tadi, transmigrasi terjadi di Papua yang lahir hanya untuk
mementingkan kepentingan Jakarta dimualai dengan penjajahan yang membuat
masyarakat Papua sendiri keliru terhadap situasi dan kondisi saat ini.
Kesalaan pertama yang membuat orang Papua tidak mampu
berpikir maju adalah pertama: pemerintah Pusat yang hanya mementingkan
segelintir sistemnya untuk memusnahkan orang asli Papua, kedua: pemerintah
Papua, yang juga korban dari system Indonesia sendiri, ketiga: orang asli Papua
sendiri karena semua tidak sadar dan tidak mau lawan kenyataan dan realita yang
terjadi.
Satu catatan untuk kita semua bahwa, kita akan terus dan
terus terjajah oleh system ini, satu jalan yang perlu kita tahu dan harus kit
aperjuangkan adalah kita harus bebas dari cengkraman ini. Bebas dari berbagai
persoalan yang ada, dengan begitu kita akan bangkit dan berdiri di atas tanah
kita sendiri, tanah West Papua.
Penulis adalah
nelayan yang tinggal di Biak West Papua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar