Komunisme |
Pada tahun 1847 Engels
menulis dua draf program untuk Liga Komunis dalam bentuk sebuah katekismus1, satu pada bulan Juni, dan
satunya lagi pada bulan Oktober. Draf kedua, yang dikenal sebagai Principles
of Communism (Prinsip-prinsip Komunisme) terbit pertama kali pada tahun
1914. Dokumen yang lebih awal, yakni Draft of the Communist Confession
of Faith (Draf tentang Pengakuan Iman Komunis) baru ditemukan pada
1968. Dokumen ini terbit pertama kali pada 1969 di Hamburg, bersama dengan
empat dokumen lain yang terkait dengan kongres pertama Liga Komunis, dalam
sebuah buklet berjudulGründungs Dokumente des Bundes der Kommunisten (Juni
bis September 1847) (Dokumen-dokumen Pendirian Liga Komunis,
Juni-September 1847).
Dalam Kongres Liga
Keadilan yang digelar pada bulan Juni 1847, yang juga merupakan konferensi
pendirian Liga Komunis, diputuskan untuk menerbitkan sebuah draf “pengakuan
iman” untuk didiskusikan pada seksi-seksi Liga. Dokumen yang sekarang sudah
ditemukan hampir pasti merupakan draf yang dimaksud. Perbandingan atas dua
dokumen memperlihatkan bahwa Principles of Communism adalah
sebuah edisi revisi dari draf yang lebih awal tersebut. DalamPrinciples of
Communism, Engels meninggalkan tiga pertanyaan tanpa jawaban; dalam dua
pertanyaan ia memberi dengan catatan “bleibt” (tidak berubah).
Jelas hal ini merujuk pada jawaban-jawaban yang telah diberikan dalam draf yang
lebih awal.
Draf baru untuk program dikembangkan oleh Engels
berdasarkan instruksi-instruksi dari badan pimpinan lingkaran Prancis dari Liga
Komunis. Instruksi-instruksi itu diputuskan berdasarkan kritik tajam yang
diajukan Engels dalam rapat panitia, 22 Oktober 1847, atas draf program yang
dipersiapkan oleh “Sosialis sejati” Moses Hess, yang kemudian ditolak.
Saat masih
mempertimbangkan Principles of Communism sebagai sebuah draf
pendahuluan, Engels mengekspresikan pandangan, dalam sepucuk surat kepada Marx
tertanggal 23-24 November 1847, bahwa yang terbaik adalah membuang bentuk
katekisasi yang lama dan mempersiapkan sebuah program dalam bentuk sebuah manifesto.
“Pikir lagi sebentar
tentang Pengakuan Iman. Saya percaya lebih baik kita membuang bentuk
katekisasi, dan menyebutnya: Communist Manifesto(Manifesto Komunis).
Karena lebih atau kurang sejarah harus tercakup di dalamnya, bentuknya yang
sekarang sangat tidak tepat. Ada pada saya sekarang apa yang sudah saya
kerjakan; bentuknya naratif yang sederhana, tapi penyusunan katanya sangat
buruk, karena dibuat terlalu tergesa-gesa.”
Dalam kongres kedua Liga
Komunis (29 November-8 Desember 1847), Marx dan Engels membela prinsip-prinsip
ilmiah yang fundamental dari Komunisme dan dipercaya membuat draf program dalam
bentuk sebuah manifesto Partai Komunis. Dalam menulis Manifesto, para pendiri
Marxisme itu mempergunakan dalil-dalil yang tercantum dalam Principles
of Communism.
[Dalam bahasa Jerman,
PJ] Engels menggunakan istilah Manufaktur dan
turunan-turunannya, yang diterjemahkan dengan [dalam bahasa Inggris, PJ]
dengan “manufacture”, “manufacturing”, dsb. Engels
menggunakan kata ini secara harfiah, untuk merujuk pada produksi dengan tangan,
bukan produksi pabrik. Untuk produksi pabrik, Engels menggunakan “industri
besar.”Manufaktur berbeda dari handicraft, pertukangan
(produksi gilda di kota-kota Abad Pertengahan), dalam hal, handicraft dikerjakan
oleh para artisan(pengrajin) yang independen. Manufaktur dikerjakan
oleh para pekerja rumahan yang bekerja untuk kaum kapitalis pedagang, atau oleh
kelompok-kelompok pekerja terampil (craftspeople) yang bekerja
bersama-sama di bengkel-bengkel besar yang dimiliki oleh kaum kapitalis. Karena
itu Manufaktur adalah sebuah modus produksi transisional,
peralihan dari bentuk-bentuk produksi gilda (pertukangan) ke bentuk-bentuk
produksi modern (kapitalis).
(Paragraf terakhir diparafrasekan dari
Introduksi oleh Pluto Press, London, 1971).
- 1 -
Apakah Komunisme itu?
Apakah Komunisme itu?
Komunisme adalah ajaran tentang syarat-syarat
pembebasan proletariat.
- 2 -
Apakah Proletariat itu?
Apakah Proletariat itu?
Proletariat adalah kelas
dalam masyarakat yang sepenuhnya hidup dengan menjual kerjanya dan tidak
mengambil profit dari kapital manapun; yang nasib baik dan nasib buruknya, yang
hidup dan matinya, yang eksistensinya, bergantung pada permintaan atas kerja –
karena itu, bergantung pada kondisi bisnis yang berubah-ubah,pada
perubahan-perubahan yang tak terduga dari persaingan yang tak terkendali.
Proletariat, atau kelas proletar, pendeknya, adalah kelas pekerja Abad ke-19 X.2
- 3 -
Kalau begitu, apakah kaum proletar tidak selalu ada?
Kalau begitu, apakah kaum proletar tidak selalu ada?
Tidak. Memang selalu ada kelas-kelas yang miskin
dan kelas-kelas pekerja; dan kelas pekerja kebanyakan miskin. Tapi tidak selalu
ada kaum pekerja dan kaum miskin yang hidup di bawah kondisi-kondisi seperti
sekarang ini; dengan perkataan lain, kaum proletar tidak selalu ada, seperti
halnya persaingan yang bebas dan tak terkendali tidak selalu ada.
- 4 -
Bagaimana proletariat muncul?
Bagaimana proletariat muncul?
Proletariat bermula dari revolusi industri, yang
terjadi di Inggris pada paruh kedua abad yang silam (Abad ke-18), dan yang
sejak saat itu juga terjadi di semua negeri beradab di dunia.
Revolusi industri ini disebabkan oleh penemuan
mesin uap, berbagai mesin pintal, alat tenun mekanik, dan segala rangkaian
peralatan mekanik lainnya. Mesin-mesin ini, yang sangat mahal dan oleh karena
itu hanya bisa dibeli oleh kaum kapitalis, mengubah seluruh modus produksi dan
menggantikan para pekerja sebelumnya, karena mesin-mesin itu menghasilkan
komoditas-komoditas yang lebih murah dan lebih baik daripada yang bisa
dihasilkan para pekerja dengan roda-roda pemintal dan tenun manual yang
tidak efisien. Mesin-mesin ini mengalihkan industri sepenuhnya ke tangan para
kapitalis besar dan membuat properti para pekerja yang sedikit ini sama sekali
tak berharga (perkakas-perkakas, alat-alat tenun, dsb.). Akibatnya, kaum
kapitalis akhirnya memiliki segalanya di tangan mereka dan tidak ada yang
tersisa bagi para pekerja. Hal ini menandai masuknya sistem pabrik ke dalam
industri tekstil.
Segera setelah dorongan untuk memperkenalkan
mesin dan sistem pabrik diberikan, sistem ini menyebarluas dengan cepat ke
semua cabang industri, khususnya industri pakaian dan percetakan buku, industri
barang-barang pecah-belah, dan industri logam.
Kerja semakin terbagi di antara tiap-tiap
pekerja, sehingga pekerja yang sebelumnya menggarap suatu bagian yang utuh dari
pekerjaan, sekarang hanya mengerjakan suatu bagian daripadanya. Pembagian kerja
ini memungkinkan untuk memproduksi barang-barang lebih cepat dan lebih murah.
Pembagian kerja ini mereduksi aktivitas tiap-tiap pekerja menjadi gerak-gerak
yang sederhana, mekanis, dan berulang-ulang tanpa henti, yang tidak saja
dilakukan dengan baik tapi juga jauh lebih baik oleh sebuah mesin. Dengan
demikian, semua industri ini jatuh, satu demi satu, di bawah dominasi mesin uap
dan sistem pabrik, sebagaimana dialami oleh mesin pintal dan tenun manual.
Tapi pada saat yang
sama, mereka juga jatuh ke tangan para kapitalis besar, dan pekerja-pekerja
mereka tercerabut dari kemerdekaan apapun yang tersisa bagi mereka.
Berangsur-angsur, tidak hanya manufaktur sejati tapi juga pertukangan(handicraft) masuk
ke dalam wilayah sistem pabrik seiring dengan para kapitalis besar semakin
menggantikan para tukang/pekerja terampil kecil (small
handicraftsmen) dengan mendirikan pabrik-pabrik besar, yang menghemat
banyak pengeluaran dan memungkinkan pembagian kerja yang terperinci.
Hal ini menjelaskan bagaimana di negeri-negeri
beradab pada masa kini hampir semua jenis pekerjaan dilakukan di pabrik-pabrik
– dan, hampir di semua cabang pekerjaan, pertukangan dan manufaktur telah
digantikan. Proses ini, hingga tingkatan yang lebih tinggi, memporakporandakan
kelas menengah, khususnya para tukang/pekerja terampil kecil; proses ini telah
mengubah sepenuhnya kondisi para pekerja; dan dua kelas baru telah tercipta,
yang berangsur-angsur menelan semua kelas lainnya. Mereka adalah:
(i) Kelas kapitalis besar, yang, di semua negeri
beradab, hampir secara eksklusif memiliki semua alat subsistensi dan instrumen
(mesin-mesin, pabrik-pabrik) serta bahan-bahan yang diperlukan untuk memproduksi
alat subsistensi. Inilah kelas borjuis, atau borjuasi.
(ii) Kelas yang sama sekali tidak memiliki
properti, yang harus menjual kerja mereka kepada kaum borjuasi guna
mendapatkan, sebagai gantinya, alat subsistensi untuk menopang hidup mereka.
Kelas ini disebut kelas kaum proletar, atau proletariat.
- 5 -
Di bawah kondisi-kondisi apakah penjualan kerja kaum proletar kepada kaum borjuasi berlangsung?
Di bawah kondisi-kondisi apakah penjualan kerja kaum proletar kepada kaum borjuasi berlangsung?
Kerja adalah sebuah komoditas, seperti
barang-barang yang lain, dan oleh karena itu harganya ditentukan oleh
hukum-hukum yang persis sama dengan yang berlaku pada komoditas-komoditas yang
lain. Dalam sebuah rezim industri besar atau rezim persaingan bebas –
sebagaimana akan kita lihat, keduanya tiba pada hal yang sama – harga sebuah
komoditas, rata-rata, selalu setara dengan biaya produksinya. Karena itu, harga
kerja juga setara dengan biaya produksi kerja.
Tetapi, biaya-biaya produksi kerja terdiri dari
kuantitas alat subsistensi yang diperlukan untuk memampukan sang pekerja untuk
terus bekerja, dan untuk mencegah matinya kelas pekerja. Oleh karena itu, untuk
kerjanya sang pekerja akan memperoleh tidak lebih dari apa yang diperlukan
untuk tujuan ini; dengan kata lain, harga kerja,atau upah,akan menjadi
serendah-rendahnya, minimum, yang diperlukan untuk bertahan hidup.
Namun, karena bisnis terkadang lebih baik dan
terkadang lebih buruk, maka kadang-kadang sang pekerja memperoleh lebih dan
kadang-kadang memperoleh kurang untuk komoditasnya. Tapi, lagi, sebagaimana si
industrialis,secara rata-rata pada saat-saat yang baik dan buruk, mendapat
tidak lebih dan tidak kurang untuk komoditasnya daripada biaya yang mereka
keluarkan, demikianlah rata-rata sang buruh mendapat tidak lebih dan tidak
kurang dari minimumnya.
Semakin industri besar menguasai semua cabang
produksi, maka semakin ketat hukum ekonomi upah ini beroperasi.
- 6 -
Apakah kelas-kelas pekerja sudah ada sebelum revolusi industri?
Apakah kelas-kelas pekerja sudah ada sebelum revolusi industri?
Kelas-kelas pekerja selalu, menurut
tahapan-tahapan yang berbeda dari perkembangan masyarakat, hidup dalam
konteks-konteks yang berbeda dan mempunyai relasi-relasi yang berbeda dengan
kelas-kelas pemilik dan penguasa.
Di zaman kuno, kaum pekerja adalah budak-budak
para pemilik, sebagaimana sekarang ini masih berlaku di banyak negeri
terbelakang, bahkan di bagian selatan Amerika Serikat.
Pada Abad Pertengahan,
mereka adalah para hamba (serf) dari kaum bangsawan pemilik tanah,
sebagaimana masih berlaku sekarang di Hungaria, Polandia, dan Rusia. Di Abad
Pertengahan, bahkan hingga revolusi industri, terdapat jugajourneymen (pekerja-pekerja
terampil) di kota-kotayang bekerja melayani para tuan majikan borjuis kecil.
Berangsur-angsur, seiring dengan berkembangnya manufaktur, para pekerja
terampil ini menjadi para pekerja manufaktur yang kemudian dipekerjakan oleh
para kapitalis yang lebih besar.
- 7 -
Bagaimana kaum proletar berbeda dengan para budak?
Bagaimana kaum proletar berbeda dengan para budak?
Sang budak dijual sekali untuk selamanya; sang
proletar harus menjual dirinya sendiri setiap hari dan setiap jam.
Tiap budak, yang merupakan properti seorang tuan
majikan, dijamin eksistensinya, betapapun sengsaranya dia, karena kepentingan
si tuan majikan. Tiap proletar, yang juga adalah properti seluruh kelas borjuis
yang membeli kerjanya ketika seseorang membutuhkannya, tidak memiliki
eksistensi yang aman. Eksistensi ini dijamin hanya pada kelas sebagai suatu
keseluruhan.
Budak ada di luar persaingan; proletar ada di
dalam persaingan dan mengalami segala ketidakterdugaannya.
Budak dianggap sebagai suatu barang, bukan
sebagai anggota masyarakat. Karena itu, budak bisa memiliki eksistensi yang
lebih baik daripada proletar, kendati proletar hidup di dalam tahapan
perkembangan sosial yang lebih tinggi, dan, dirinya sendiri, berdiri pada satu
tingkat sosial yang lebih tinggi daripada budak.
Budak membebaskan dirinya sendiri ketika, dari
semua relasi kepemilikan pribadi, ia hanya menghapuskan relasi perbudakan dan
dengan jalan itu menjadi proletar; proletar bisa membebaskan dirinya sendiri
hanya dengan menghapuskan kepemilikan pribadi pada umumnya.
- 8 -
Bagaimana kaum proletar berbeda dengan kaum hamba (serf)?
Bagaimana kaum proletar berbeda dengan kaum hamba (serf)?
Kaum hamba memiliki dan menggunakan suatu
instrumen produksi, yakni sepetak tanah, dan sebagai gantinya ia menyerahkan
suatu bagian dari produk atau bagian dari pelayanan kerjanya.
Kaum proletar bekerja dengan instrumen-instrumen
produksi milik pihak lain, dan untuk pihak lain, guna mendapatkan suatu bagian
dari produk yang dihasilkannya.
Kaum hamba menyerahkan, proletar menerima. Kaum
hamba keberadaannya terjamin, proletar tidak. Kaum hamba ada di luar
persaingan, proletar ada di dalamnya.
Kaum hamba membebaskan dirinya dengan satu dari
tiga cara: melarikan diri ke kota dan di sana menjadi seorang tukang/pekerja
terampil; atau, sebagai ganti dari produk-produk yang dihasilkan dan pelayanan
jasa yang diberikan, ia menyerahkan uang kepada tuannya dan dengan jalan itu
menjadi seorang petani bebas; atau ia menggulingkan tuan feodalnya dan dengan
sendirinya menjadi seorang pemilik properti. Pendeknya, dengan satu atau lain
jalan, ia masuk ke dalam kelas pemilik dan memasuki persaingan. Proletar
membebaskan dirinya dengan menghapuskan persaingan, kepemilikan pribadi, dan
semua perbedaan kelas.
- 9 -
Bagaimana kaum proletar berbeda dengan kaum pengrajin (handicraftsmen)?
Bagaimana kaum proletar berbeda dengan kaum pengrajin (handicraftsmen)?
Bertolak belakang dengan
proletar, yang dinamakan handicrafsman (pengrajin atau pekerja
terampil) ini, yang masih ada hampir di mana-mana pada abad yang silam (Abad
ke-18) dan masih ada di sana-sini hingga saat ini, tidak lebih dari seorang
proletar sementara. Tujuan sang pengrajin adalah mendapatkan kapital bagi
dirinya sendiri dan dengan kapital itu ia mengeksploitasi pekerja-pekerja yang
lain. Sering kali ia bisa mencapai tujuan ini di mana masih ada gilda3 atau di mana kebebasan dari
pembatasan-pembatasan gilda belum bermuara pada pemberlakuan metode-metode
produksi pabrik ke dalam pertukangan atau ke persaingan sengit. Tapi, segera
sesudah sistem pabrik diberlakukan ke dalam pertukangan dan persaingan
berkembang sepenuhnya, perspektif ini lenyap dan para pengrajin semakin menjadi
proletar. Oleh karenanya, para pengrajin membebaskan dirinya entah dengan
menjadi borjuis atau memasuki kelas menengah secara umum, atau menjadi seorang
proletar karena persaingan (sebagaimana lebih sering terjadi sekarang ini).
Bila ia menjadi seorang proletar ia bisa membebaskan dirinya dengan bergabung
ke dalam gerakan proletar, yakni gerakan yang kurang lebih Komunis.4
- 10 -
Bagaimana kaum proletar berbeda dengan kaum pekerja manufaktur?
Bagaimana kaum proletar berbeda dengan kaum pekerja manufaktur?
Pekerja manufaktur dari Abad ke-16 hingga Abad
ke-18 masih mempunyai, dengan sedikit pengecualian, instrumen produksi yang
dimilikinya sendiri – mesin tenunnya, roda pintal keluarga, sepetak kecil tanah
yang dia garap dalam waktu luang. Proletar tidak memiliki satu pun dari hal-hal
tersebut.
Pekerja manufaktur hampir selalu hidup di
pedesaan dan dalam relasi yang lebih atau kurang patriarkal dengan tuan tanah
atau majikannya; proletar hidup, untuk sebagian terbesar, di kota dan relasi
dengan majikannya murni relasi uang.
Pekerja manufaktur diceraikan dari relasi
patriarkalnya oleh industri besar, kehilangan properti apapun yang masih
dimilikinya, dan dengan jalan ini menjadi seorang proletar.
- 11 -
Apakah konsekuensi-konsekuensi langsung dari revolusi industri dan pembagian masyarakat ke dalam borjuasi dan proletariat?
Apakah konsekuensi-konsekuensi langsung dari revolusi industri dan pembagian masyarakat ke dalam borjuasi dan proletariat?
Pertama, harga produk-produk industrial yang
semakin hari menjadi semakin rendah, yang disebabkan oleh kerja mesin,
menghancurkan sepenuhnya, di semua negeri di seluruh dunia, sistem manufaktur
yang lama atau industri yang berdasarkan pada kerja manual.
Dengan jalan itu, semua negeri semi-barbarian,
yang hingga saat ini kurang lebih merupakan negeri-negeri yang asing terhadap
perkembangan historis, dan yang industrinya berdasarkan pada manufaktur,
dipaksa dengan keras keluar dari keterisolasian mereka. Mereka membeli
komoditas-komoditas yang lebih murah dari Inggris dan oleh karenanya menghancurkan
kaum pekerja manufaktur mereka sendiri. Negeri-negeri yang tidak mengenal
kemajuan selama ribuan tahun – misalnya, India – sama sekali direvolusionerkan,
bahkan Tiongkok sekarang ada di jalan menuju sebuah revolusi.
Kita telah tiba pada titik di mana sebuah mesin
baru yang ditemukan di Inggris mencerabut jutaan kaum pekerja Tiongkok dari
mata pencaharian mereka dalam satu tahun.
Dengan jalan itu, industri besar telah membawa
semua orang di muka bumi untuk saling berkontak satu dengan yang lain, telah
menggabungkan semua pasar lokal ke dalam satu pasar dunia, telah menyebarkan
peradaban dan kemajuan di mana-mana, dan dengan demikian telah memastikan bahwa
apapun yang terjadi di negeri-negeri beradab akan mendatangkan akibat-akibat di
semua negeri yang lain.
Konsekuensinya, bila kaum buruh di Inggris atau
Prancis sekarang membebaskan diri mereka, hal ini pasti memantik revolusi di
semua negeri lainnya – revolusi-revolusi yang, cepat atau lambat, harus
menggenapi pembebasan kelas buruh mereka masing-masing.
Kedua, di manapun industri-industri besar
menggantikan manufaktur, borjuasi berkembang dalam kekayaan dan kuasa hingga
sebesar-besarnya dan membuat dirinya sendiri menjadi kelas pertama di
negerinya. Akibatnya, di manapun hal ini terjadi, borjuasi merebut kekuasaan
politik dan menggantikan kelas-kelas yang berkuasa hingga saat ini, kaum
aristokrat, para pemilik gilda, dan perwakilan mereka, yakni monarki
absolut.
Borjuasi menghancurkan
kekuasaan aristokrasi, kaum bangsawan, dengan menghapuskan pewarisan
properti (estates) – dengan kata lain, dengan membuat properti
tanah tunduk pada pembelian dan penjualan, dan dengan mengenyahkan hak-hak
istimewa kaum bangsawan. Kaum borjuasi menghancurkan kekuasaan para majikan
gilda dengan menghapus gilda-gilda dan hak-hak istimewa pertukangan. Ia
menggantikan semua itu dengan persaingan – yakni, suatu keadaan masyarakat yang
di dalamnya tiap-tiap orang memiliki hak untuk memasuki cabang industri
manapun, di mana satu-satunya penghalang adalah ketiadaan kapital yang diperlukan.
Demikianlah, pemberlakuan persaingan bebas
adalah sebuah deklarasi publik bahwa sejak sekarang dan seterusnya
anggota-anggota masyarakat tidak setara hanya sejauh kapital-kapital mereka
tidak setara, bahwa kapital adalah kuasa yang menentukan, dan bahwa oleh karena
itu kaum kapitalis, borjuasi, telah menjadi kelas yang terutama di dalam
masyarakat.
Persaingan bebas dibutuhkan untuk pendirian
industri besar, karena ia merupakan satu-satunya syarat bagi sebuah masyarakat
yang di dalamnya industri besar bisa meretas jalannya.
Setelah menghancurkan kekuatan sosial kaum
bangsawan dan para pemilik gilda, si borjuis juga menghancurkan kekuatan
politik mereka. Setelah menaikkan dirinya sendiri sendiri ke posisi aktual
kelas pertama di dalam masyarakat, ia juga memproklamirkan dirinya sebagai
kelas politik yang dominan. Ini dilakukannya dengan memberlakukan sistem
perwakilan yang bersandar pada kesetaraan borjuis di hadapan hukum dan
pengakuan atas persaingan bebas, dan di negeri-negeri Eropa mengambil bentuk
monarki konstitusional. Dalam monarki-monarki konstitusional ini, hanya mereka
yang mempunyai kapital yang memiliki hak pilih – yakni, hanya anggota-anggota
dari kelas borjuasi. Para pemilih borjuis ini memilih deputi-deputi, dan
deputi-deputi borjuis ini, dengan mempergunakan hak mereka untuk menolak
menyetujui pajak-pajak, memilih sebuah pemerintahan borjuis.
Ketiga, di mana-mana proletariat berkembang
sejalan dengan berkembangnya borjuasi. Sebagaimana borjuasi tumbuh dalam
kekayaan, proletariat tumbuh dalam jumlah. Sebab, karena kaum proletar bisa
dipekerjakan hanya oleh kapital, dan karena kapital meluas hanya dengan
mempekerjakan buruh, maka pertumbuhan proletariat berlangsung dalam kecepatan
yang sama dengan pertumbuhan kapital.
Pada saat yang bersamaan, proses ini
menarik anggota-anggota borjuasi dan anggota-anggota proletar ke kota-kota
besar di mana industri bisa dilakukan dengan cara yang paling mendatangkan
profit, dan dengan demikian melemparkan massa dalam jumlah besar ke satu
tempat. Ini memberikan kepada kaum proletar suatu kesadaran atas kekuatan
mereka sendiri.
Malahan, semakin jauh proses ini bergulir,
semakin banyak mesin-mesin penghemat kerja diciptakan, semakin besarlah tekanan
yang dilakukan industri besar terhadap upah, yang, sebagaimana telah kita
lihat, menurunkannya hingga batas terendah dan dengan demikian membuat kondisi
proletariat semakin tidak tertanggungkan. Dengan demikian, tumbuhnya
ketidakpuasan proletariat menyatu dengan kekuatan proletar yang semakin
bertumbuh, yang mempersiapkan sebuah revolusi sosial proletarian.
- 12 -
Apakah konsekuensi-konsekuensi lebih jauh dari revolusi industri?
Apakah konsekuensi-konsekuensi lebih jauh dari revolusi industri?
Industri besar telah menciptakan dengan mesin
uap, dan mesin-mesin lainnya, sarana untuk tidak henti-hentinya memperluas
produksi industrial, mempercepatnya, dan memangkas biaya-biayanya. Dengan
produksi yang difasilitasi sedemikian, persaingan bebas, yang secara niscaya
berkait-kelindan dengan industri besar, mengambil bentuk-bentuk yang paling
ekstrem; sekian banyak kapitalis menginvasi industri, dan, dalam waktu singkat,
lebih banyak yang diproduksi ketimbang yang dibutuhkan.
Sebagai salah satu konsekuensinya,
komoditas-komoditas yang sudah jadi ini tidak bisa dijual, dan pecahlah apa
yang dinamakan krisis perdagangan. Pabrik-pabrik harus ditutup, para pemilik
pabrik-pabrik itu bangkrut, dan para buruh tidak memiliki roti. Kesengsaraan
yang terdalam merebak di mana-mana.
Setelah sejurus waktu, produk-produk yang
berlebihan ini terjual, pabrik-pabrik mulai beroperasi lagi, upah-upah naik, dan
berangsur-angsur bisnis menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Tapi hal ini berlangsung tidak lama hingga
terlalu banyak komoditas diproduksi lagi dan pecah sebuah krisis baru, yang
hanya mengikuti jalan yang sama dengan krisis yang mendahuluinya.
Di sepanjang kurun waktu sejak permulaan abad
ini (Abad ke-19), kondisi industri telah mengalami fluktuasi secara konstan
antara periode-periode kemakmuran dan periode-periode krisis; hampir setiap
lima hingga tujuh tahun, sebuah krisis baru terjadi, selalu dengan kesulitan
yang paling besar bagi kaum buruh, dan selalu dibarengi oleh gejolak-gejolak
revolusioner umum dan ancaman langsung terhadap seluruh tatanan yang ada.
- 13 -
Apa yang muncul dari krisis-krisis perdagangan yang periodik ini?
Apa yang muncul dari krisis-krisis perdagangan yang periodik ini?
Pertama:
Bahwa, kendati industri besar dalam tahapnya
yang paling awal telah menciptakan persaingan bebas, sekarang ia telah
meninggalkan persaingan bebas;
Bahwa, bagi industri besar, persaingan dan
pengorganisasian produksi yang individualistis telah menjadi suatu rantai-belenggu
yang harus dan akan dihancurkannya;
Bahwa, sepanjang industri tetap pada landasannya
yang sekarang, ia hanya bisa dipertahankan dengan harga kekacauan umum setiap
tujuh tahun, yang tiap-tiap kali mengancam seluruh peradaban dan tidak hanya
menjerumuskan kaum proletar ke dalam kesengsaraan tetapi juga menghancurkan
bagian-bagian besar dari borjuasi;
Oleh karena itu, entah industri besar itu
sendiri harus dihentikan, yang merupakan sesuatu yang sama sekali mustahil,
atau menjadi sesuatu yang niscaya tak terhindarkan untuk membuat sebuah
organisasi masyarakat yang baru yang di dalamnya produksi tidak lagi diarahkan
oleh para industrialis individual yang saling bersaing, melainkan oleh seluruh
masyarakat seturut dengan suatu rencana yang pasti dan memperhitungkan
kebutuhan-kebutuhan semua orang.
Kedua:
Bahwa industri besar, dan ekspansi produksi
tanpa batas yang dimungkinkannya, membawa ke dalam ranah kemungkinan
suatu tatanan sosial yang di dalamnya begitu banyak yang diproduksi sehingga
tiap-tiap anggota masyarakat akan berada di dalam posisi untuk menggunakan dan
mengembangkan semua kekuatan dan potensinya dalam kebebasan yang utuh.
Jadi jelaslah bahwa kualitas-kualitas dari
industri besar yang, dalam masyarakat kita saat ini, memproduksi kesengsaraan
dan krisis, adalah kualitas-kualitas yang, dalam suatu bentuk masyarakat yang
berbeda, akan menghapus kesengsaraan dan depresi-depresi yang mendatangkan
bencana.
Kita melihat dengan sejelas-jelasnya:
(i) Bahwa semua keburukan ini, dari sekarang dan
seterusnya, harus dicarikan sebab-musababnya semata pada suatu tatanan
masyarakat yang tidak lagi sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan dari situasi yang
riil; dan
(ii) Bahwa dimungkinkan, melalui suatu tatanan
sosial yang baru, mengakhiri keburukan-keburukan ini sama sekali.
- 14 -
Seperti apakah tatanan sosial yang baru itu kelak?
Seperti apakah tatanan sosial yang baru itu kelak?
Pertama dan terutama, tatanan sosial yang baru
itu akan harus mengambil kontrol atas industri dan semua cabang produksi dari
tangan individu-individu yang saling bersaing, dan sebagai gantinya
melembagakan sebuah sistem yang di dalamnya semua cabang produksi ini
dioperasikan oleh segenap masyarakat – yakni, untuk kepentingan bersama,
seturut dengan suatu rencana bersama, dan dengan partisipasi semua anggota
masyarakat.
Dengan kata lain, tatanan sosial yang baru ini
akan menghapuskan persaingan dan menggantikannya dengan kerja sama.
Lebih jauh, karena manajemen industri oleh
individu-individu secara niscaya menyiratkan kepemilikan pribadi, dan karena
persaingan dalam kenyataannya sekadar sarana dan bentuk yang di dalamnya
kontrol atas industri oleh pihak-pihak yang empunya kepemilikan pribadi
mengekspresikan dirinya, maka kepemilikan pribadi tidak bisa dipisahkan dari
persaingan dan manajemen individual atas industri. Karena itu, kepemilikan
pribadi harus dihapuskan dan sebagai gantinya harus diberlakukan penggunaan
bersama atas semua instrumen produksi dan pendistribusian semua produk seturut
dengan kesepakatan bersama – dengan kata lain, apa yang dinamakan kepemilikan umum
atas barang-barang.
Faktanya, penghapusan kepemilikan pribadi
adalah, tak diragukan, cara yang paling ringkas dan paling signifikan untuk
mencirikan revolusi terhadap seluruh tatanan sosial yang telah dibuat menjadi
niscaya oleh perkembangan industri – dan untuk alasan ini penghapusan
kepemilikan pribadi adalah tuntutan utama yang diajukan oleh kaum Komunis.
- 15 -
Tidakkah penghapusan kepemilikan pribadi dimungkinkan pada masa yang lebih awal?
Tidakkah penghapusan kepemilikan pribadi dimungkinkan pada masa yang lebih awal?
Tidak. Tiap-tiap perubahan dalam tatanan sosial,
tiap-tiap revolusi dalam hubungan-hubungan kepemilikan/properti, adalah
konsekuensi yang niscaya dari penciptaan tenaga-tenaga produksi baru yang tidak
lagi cocok dengan relasi-relasi kepemilikan yang lama.
Kepemilikan pribadi tidak selalu ada.
Ketika, menjelang akhir Abad Pertengahan, muncul
sebuah modus produksi yang baru, yang tidak bisa dilaksanakan di bawah
bentuk-bentuk kepemilikan feodal dan gilda yang ada saat itu, manufaktur ini,
yang telah melampaui relasi-relasi kepemilikan yang lama, menciptakan suatu bentuk
kepemilikan yang baru. Dan bagi manufaktur dan tahapan awal dari perkembangan
industri besar, kepemilikan pribadi adalah satu-satunya bentuk kepemilikan yang
mungkin; tatanan sosial yang berdasarkan padanya adalah satu-satunya tatanan
sosial yang mungkin.
Sepanjang tidak mungkin memproduksi begitu
banyak hingga cukup untuk semua orang, dengan banyak yang tersisa untuk
memperluas kapital sosial dan mengembangkan tenaga-tenaga produksi – sejauh ini
tidak dimungkinkan, pasti selalu ada suatu kelas penguasa yang mengarahkan
penggunaan tenaga-tenaga produktif masyarakat, dan suatu kelas yang miskin,
yang tertindas. Bagaimana kelas-kelas ini terbentuk bergantung pada tahap
perkembangan.
Abad Pertengahan yang
agraris itu memberi kita kaum baron5dan kaum hamba; kota-kota dari akhir
Abad Pertengahan memberi kita para pemilik gilda dan pekerja terampil serta
buruh harian; Abad ke-17 mempunyai para pekerja manufaktur; Abad ke-19
mempunyai para pemilik pabrik besar dan kaum proletar.
Jelaslah bahwa, sampai saat ini, tenaga-tenaga
produksi belum pernah berkembang sampai pada titik di mana cukup bisa
dikembangkan bagi semua orang, dan bahwa kepemilikan pribadi telah menjadi
suatu rantai belenggu dan rintangan bagi perkembangan tenaga-tenaga produksi
yang lebih lanjut.
Namun, sekarang perkembangan industri besar
telah membawa masuk sebuah periode yang baru. Kapital dan kekuatan-kekuatan
produksi telah diperluas hingga tingkatan yang tidak pernah terjadi sebelumnya,
dan alat-alat sudah tersedia untuk melipatgandakan mereka tanpa batas dalam
masa depan yang dekat. Lebih jauh, kekuatan-kekuatan produksi telah
terkonsentrasi pada segelintir kaum borjuasi, sementara massa rakyat yang besar
semakin banyak yang tergelincir menjadi proletariat, situasi mereka semakin
parah dan tak tertanggungkan, berbanding terbalik dengan peningkatan kekayaan
borjuasi. Dan akhirnya, tenaga-tenaga produksi yang perkasa dan mudah diperluas
ini sudah begitu jauh melampaui kepemilikan pribadi dan borjuasi, sehingga
setiap saat mereka mengancam mengguncang dengan hebat tatanan sosial yang ada.
Sekarang, di bawah kondisi-kondisi ini, penghapusan kepemilikan pribadi tidak
hanya menjadi mungkin, tapi secara mutlak menjadi sebuah keharusan.
- 16 -
Apa mungkin menghapus kepemilikan pribadi dengan jalan damai?
Apa mungkin menghapus kepemilikan pribadi dengan jalan damai?
Bila penghapusan kepemilikan pribadi bisa
dilakukan dengan jalan damai, kita lebih memilih jalan demikian, dan kaum
Komunis pasti akan menjadi pihak terakhir yang menolaknya. Kaum Komunis paham
betul bahwa semua konspirasi tidak hanya tak berguna, tapi juga merugikan.
Mereka paham betul bahwa revolusi-revolusi tidak dibuat dengan sengaja dan
seenaknya, tapi revolusi, di mana saja dan kapan saja, adalah konsekuensi
niscaya dari kondisi-kondisi yang sepenuhnya independen dari kehendak dan
arahan pihak-pihak individual dan semua kelas.
Tapi mereka juga melihat bahwa perkembangan
proletariat di hampir semua negeri beradab telah dilindas dengan kejam, dan
bahwa dengan cara ini musuh-musuh Komunisme telah dan sedang bekerja untuk
menuju suatu revolusi dengan kekuatan mereka. Bila proletariat tertindas pada
akhirnya terdorong ke dalam revolusi, maka kita kaum Komunis akan membela
kepentingan kaum proletar dengan perbuatan sebagaimana sekarang kita membela
mereka dengan perkataan.
- 17 -
Apa mungkin kepemilikan pribadi dihapuskan dengan sekali pukul?
Apa mungkin kepemilikan pribadi dihapuskan dengan sekali pukul?
Tidak, seperti halnya tenaga-tenaga produktif
yang ada tidak bisa dilipatgandakan hingga tingkatan yang niscaya bagi
penciptaan sebuah masyarakat komunal dengan sekali pukul.
Yang paling mungkin, revolusi proletarian akan
mentransformasi masyarakat yang ada sekarang secara berangsur-angsur dan akan
mampu menghapuskan kepemilikan pribadi ketika alat-alat produksi tersedia dalam
jumlah yang memadai.
- 18 -
Bagaimana kelak jalannya revolusi ini?
Bagaimana kelak jalannya revolusi ini?
Pertama dan terutama, revolusi ini akan
mendirikan sebuah konstitusi yang demokratik, dan melaluinya, kekuasaan
langsung atau tidak langsung proletariat. Langsung di Inggris, di mana kaum
proletar telah menjadi mayoritas rakyat. Tidak langsung di Prancis dan Jerman,
di mana mayoritas rakyat tidak hanya terdiri dari kaum proletar, tetapi juga
kaum tani kecil dan borjuis-kecil yang sedang menjalani proses tergelincir
menjadi proletariat, yang semakin lama semakin bergantung dalam semua
kepentingan politik mereka pada proletariat, dan yang oleh karena itu harus
segera menyesuaikan diri dengan tuntutan-tuntutan proletariat. Mungkin ini akan
mengharuskan sebuah perjuangan yang kedua, tapi hasilnya hanyalah kemenangan
proletariat.
Demokrasi akan menjadi sama sekali tak bernilai
bagi proletariat bila tidak segera digunakan sebagai alat untuk menetapkan
kebijakan-kebijakan yang diarahkan melawan kepemilikan pribadi dan menjamin
penghidupan proletariat. Langkah-langkah utama, yang timbul sebagai akibat yang
niscaya dari relasi-relasi yang ada, adalah sebagai berikut:
i. Pembatasan kepemilikan pribadi melalui
penarikan pajak progresif, pajak-pajak warisan yang tinggi, penghapusan warisan
melalui garis kolateral(saudara laki-laki, keponakan laki-laki, dsb.),
pinjaman-pinjaman yang dipaksakan, dsb.
ii. Ekspropriasi gradual atas para tuan tanah,
industrialis, juragan-juragan kereta api dan pemilik-pemilik kapal, sebagian
melalui persaingan dengan industri negara, sebagian secara langsung melalui
kompensasi dalam bentuk surat-surat obligasi.
iii. Penyitaan atas
harta milik semua emigran6 dan pemberontak yang melawan
mayoritas rakyat.
iv. Pengorganisasian kerja atau lapangan
pekerjaan bagi kaum proletar pada tanah-tanah milik publik, di pabrik-pabrik
dan bengkel-bengkel, dengan menghapuskan persaingan di antara para pekerja dan
dengan mewajibkan para pemilik pabrik, sejauh mereka masih ada, untuk membayar
upah yang sama tinggi dengan mereka yang dibayar oleh negara.
v. Suatu kewajiban yang setara pada semua
anggota masyarakat untuk bekerja sampai suatu ketika saat kepemilikan pribadi
telah sepenuhnya dihapuskan. Pembentukan tentara-tentara industri, khususnya
untuk pertanian.
vi. Sentralisasi uang dan kredit ke dalam tangan
negara melalui sebuah bank nasional dengan kapital negara, dan penghapusan
semua bank swasta dan bankir.
vii. Pembangunan pabrik-pabrik nasional,
bengkel, rel kereta, kapal; menggarap tanah-tanah yang baru untuk pertanian dan
meningkatkan kultivasi pertanian di tanah-tanah yang telah digarap – semua
sebanding dengan kapital dan tenaga kerja yang tersedia pada
bangsa.
viii. Pendidikan untuk semua anak, sejak mereka
bisa meninggalkan naungan ibunda, dalam lembaga-lembaga yang didirikan dengan
biaya nasional. Pendidikan dan produksi bersama-sama.
ix. Pembangunan, di tanah-tanah publik,
bangunan-bangunan besar sebagai tempat-tempat kediaman komunal bagi
kelompok-kelompok warga yang terlibat baik dalam industri maupun pertanian, dan
memadukan dalam gaya hidup mereka faedah-faedah dari kondisi-kondisi pedesaan
dan perkotaan dan pada saat yang sama menghindari ketidakseimbangan dan
kekurangan-kekurangan dari masing-masing.
x. Penghancuran semua pemukiman yang tidak sehat
dan buruk di distrik-distrik perkotaan.
xi. Hak-hak waris yang setara bagi anak-anak
yang dilahirkan di dalam dan di luar ikatan perkawinan.
xii. Pengkonsentrasian semua alat transportasi
di tangan bangsa.
Tentu saja mustahil untuk melaksanakan semua
kebijakan ini sekaligus. Tapi yang satu akan selalu membawa yang lain-lain
sebagai akibatnya. Sekali serangan radikal pertama telah dilancarkan terhadap
kepemilikan pribadi, proletariat akan mendapati dirinya dalam keharusan untuk
melangkah lebih jauh, untuk semakin mengkonsentrasikan ke dalam tangan negara
semua kapital, semua pertanian, semua transportasi, semua perdagangan. Semua
langkah yang terdahulu diarahkan pada tujuan ini; dan mereka akan menjadi bisa
dipraktekkan dan bisa dikerjakan dengan mudah, sanggup memproduksi efek-efek
sentralisasi mereka persis hingga pada tingkatan di mana proletariat, melalui
kerjanya, melipatgandakan tenaga-tenaga produktif negeri.
Akhirnya, ketika semua kapital, semua produksi,
semua perdagangan telah dipersatukan ke dalam tangan bangsa, kepemilikan
pribadi akan lenyap dengan sendirinya, uang akan menjadi tidak berguna, dan
produksi akan begitu meluas, dan manusia begitu berubah, sehingga masyarakat
akan mampu membuang apapun yang tersisa dari perilaku-perilaku ekonomi yang
lama.
- 19 -
Apakah mungkin revolusi ini terjadi di satu negeri semata?
Apakah mungkin revolusi ini terjadi di satu negeri semata?
Tidak. Dengan menciptakan pasar dunia, industri
besar telah mempersatukan semua rakyat-rakyat di muka bumi, dan secara khusus
rakyat-rakyat beradab, ke dalam suatu hubungan yang erat satu dengan yang lain
sehingga tidak ada yang independen dari apa yang terjadi pada yang lain.
Lebih jauh, industri besar telah
mengoordinasikan perkembangan sosial dari negeri-negeri beradab ke suatu
tingkatan sehingga, di dalam semua negeri-negeri itu kelas borjuasi dan kelas
proletariat menjadi kelas-kelas yang menentukan, dan perjuangan di antara
mereka menjadi perjuangan akbar zaman ini. Karena itu revolusi Komunis tidak
akan sekadar menjadi sebuah fenomena nasional, tapi pasti terjadi secara
simultan di semua negeri beradab – yakni, setidaknya di Inggris, Amerika,
Prancis, dan Jerman.
Revolusi akan berkembang di masing-masing negeri
itu dengan pesat, sebagaimana satu negeri atau yang lain memiliki suatu
industri yang lebih maju, kekayaan yang lebih besar, suatu massa tenaga-tenaga
produktif yang lebih signifikan. Dengan demikian, revolusi akan berlangsung
paling lambat dan akan menemui rintangan yang paling besar di Jerman, paling
cepat dan dengan kesulitan-kesulitan yang paling sedikit di Inggris. Revolusi
akan memiliki suatu dampak yang begitu kuat terhadap negeri-negeri lain di
dunia, dan akan mengubah secara radikal jalannya perkembangan yang telah mereka
ikuti hingga sekarang, dan pada saat yang sama mempercepat langkahnya dengan
hebat.
Ini adalah sebuah revolusi universal dan, oleh
karena itu, akan memiliki cakupan yang universal.
- 20 -
Apa yang akan menjadi konsekuensi-konsekuensi dari pelenyapan sepenuhnya dari kepemilikan pribadi?
Apa yang akan menjadi konsekuensi-konsekuensi dari pelenyapan sepenuhnya dari kepemilikan pribadi?
Masyarakat akan mengambil semua tenaga produksi
dan alat perdagangan, juga pertukaran dan distribusi produk-produk, dari
tangan-tangan para kapitalis swasta dan akan mengelolanya seturut dengan suatu
rencana yang didasarkan pada ketersediaan sumber-sumber daya dan kebutuhan-kebutuhan
seluruh masyarakat. Dengan cara ini, yang paling penting dari semuanya,
konsekuensi-konsekuensi buruk yang sekarang diasosiasikan dengan perilaku
industri besar akan dihapuskan.
Tidak akan ada lagi krisis-krisis; produksi yang
diperluas, yang untuk tatanan masyarakat yang sekarang adalah overproduksi dan
oleh karena itu merupakan penyebab utama penderitaan, kemudian akan tidak
memadai, dan perlu diperluas jauh lebih lanjut. Alih-alih beranak-pinakkan
kesengsaraan, overproduksi akan menjangkau melampaui kebutuhan-kebutuhan dasar
masyarakat untuk menjamin pemenuhan kebutuhan-kebutuhan semua orang;
overproduksi akan menciptakan kebutuhan-kebutuhan baru, dan, pada saat yang
sama, alat-alat untuk memenuhinya. Overproduksi akan menjadi kondisi/syarat
dari, dan rangsangan bagi, kemajuan yang baru, yang tidak akan lagi melemparkan
seluruh tatanan sosial ke dalam kekacauan, seperti yang telah dilakukan oleh
kemajuan di masa silam. Industri besar, yang dibebaskan dari tekanan
kepemilikan pribadi, akan mengalami suatu perluasan yang begitu besar sehingga
apa yang sekarang kita lihatkan tampak kecil, seperti halnya manufaktur ketika
diletakkan di samping industri besar dari zaman kita sekarang. Perkembangan
industri ini akan menyediakan produk-produk yang memadai untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan setiap orang.
Hal yang sama juga akan berlaku bagi pertanian,
yang juga menderita karena tekanan kepemilikan pribadi dan dikekang oleh
pembagian tanah yang dimiliki secara pribadi. Di sini, peningkatan-peningkatan
dan prosedur-prosedur ilmiah yang ada akan dipraktekkan, yang akan menghasilkan
sebuah lompatan ke depan yang akan menjamin masyarakat semua produk yang
dibutuhkannya.
Dengan jalan ini, keberlimpahan barang-barang
akan mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan semua anggotanya.
Pembagian masyarakat ke dalam kelas-kelas yang
berbeda, yang saling bermusuhan, kemudian akan menjadi tidak diperlukan.
Memang, hal ini tidak hanya tidak diperlukan, tetapi juga tidak bisa ditolerir
dalam tatanan sosial yang baru. Keberadaan kelas-kelas yang berasal-muasal dari
pembagian kerja, dan pembagian kerja, sebagaimana dikenal hingga saat ini, akan
lenyap sama sekali. Sebab proses-proses mekanis dan kimiawi tidak cukup untuk
membawa produksi industrial dan pertanian hingga pada level yang telah kita
gambarkan; kapasitas-kapasitas dari orang-orang yang mempergunakan
proses-proses ini harus mengalami suatu perkembangan yang sesuai.
Sebagaimana kaum tani dan kaum pekerja
manufaktur dari abad yang silam mengubah seluruh cara hidup mereka dan menjadi
orang-orang yang sangat berbeda ketika mereka didorong ke dalam industri besar,
dengan cara yang sama, kontrol komunal atas produksi oleh masyarakat sebagai
suatu keseluruhan, dan perkembangan baru yang dihasilkannya, keduanya akan membutuhkan
suatu jenis material manusia yang sepenuhnya berbeda.
Orang-orang tidak akan
lagi, sebagaimana saat ini, ditundukkan pada suatu cabang tunggal produksi,
terikat padanya, dieksploitasi olehnya; mereka tidak akan lagi
mengembangkan salah satu kecakapan mereka dengan mengorbankan
kecakapan-kecakapan yang lain; mereka tidak akan lagi mengenal satu cabang
saja, atau satu cabang dari sebuah cabang tunggal, dari produksi secara
keseluruhan. Bahkan industri sebagaimana yang ada sekarang sedang mendapati orang-orang
itu semakin lama semakin kurang berguna.
Industri yang dikontrol oleh masyarakat secara
keseluruhan, dan dioperasikan seturut suatu rencana, mensyaratkan
manusia-manusia yang dewasa, yang kecakapan-kecakapannya berkembang secara
seimbang, yang mampu melihat sistem produksi dalam keseluruhannya.
Bentuk pembagian kerja yang membuat seorang
menjadi tani, yang lain tukang sepatu, yang ketiga seorang pekerja pabrik, yang
keempat seorang operator pasar saham, telah digangsir oleh mesin dan akan
lenyap sama sekali. Pendidikan akan membuat orang-orang muda mampu cepat
mengakrabkan diri mereka dengan seluruh sistem produksi dan beralih dari satu
cabang produksi ke cabang yang lain sebagai respons terhadap
kebutuhan-kebutuhan masyarakat atau keinginan mereka sendiri. Dengan demikian
pendidikan akan membebaskan mereka dari karakter tidak-seimbang yang ditanamkan
ke dalam tiap-tiap individu oleh pembagian kerja yang sekarang. Dengan jalan
itu, masyarakat Komunis akan memungkinkan anggota-anggotanya menggunakan secara
penuh kecakapan-kecakapan mereka yang berkembang secara komprehensif. Tapi,
ketika ini terjadi, kelas-kelas secara niscaya akan lenyap. Oleh karena itu,
masyarakat yang diorganisir di atas sebuah basis Komunis tidak selaras dengan
keberadaan kelas-kelas di satu pihak, dan bahwa pembangunan masyarakat seperti
itu menyediakan alat untuk menghapus perbedaan-perbedaan kelas di pihak lain.
Konsekuensi alami dari semua ini adalah bahwa
perbedaan antara kota dan desa ditakdirkan untuk lenyap. Manajemen pertanian
dan industri oleh orang-orang yang sama alih-alih dua kelas orang yang berbeda
adalah, jika hanya untuk alasan-alasan yang murni material, suatu kondisi
niscaya dari asosiasi (kerjasama) Komunis. Pembubaran populasi pertanian,
bersama dengan berjubelnya populasi industrial ke kota-kota besar, adalah suatu
kondisi yang datang dari keadaan yang terbelakang baik pertanian maupun
industri, dan sudah bisa dirasakan sebagai suatu penghalang bagi perkembangan
lebih lanjut.
Kerjasama umum dari semua anggota masyarakat
untuk tujuan pemanfaatan terencana atas tenaga-tenaga produksi, ekspansi
produksi hingga pada titik di mana produksi akan memenuhi kebutuhan-kebutuhan
semua orang, penghapusan suatu situasi di mana kebutuhan-kebutuhan segelintir
orang dipenuhi dengan mengorbankan kebutuhan-kebutuhan orang-orang lain,
likuidasi sepenuhnya terhadap kelas-kelas dan konflik-konflik
mereka,perkembangan yang utuh dari kapasitas-kapasitas semua anggota masyarakat
melalui penghapusan pembagian kerja seperti yang ada saat ini, melalui
pendidikan industrial, melalui keterlibatan dalam beragam aktivitas, melalui
partisipasi oleh semua orang dalam menikmati apa yang diproduksi oleh semua
orang, melalui perpaduan kota dan desa – hal-hal ini adalah
konsekuensi-konsekuensi utama dari penghapusan kepemilikan pribadi.
- 21 -
Apa kelak pengaruh masyarakat komunis terhadap keluarga?
Apa kelak pengaruh masyarakat komunis terhadap keluarga?
Masyarakat komunis akan mentransformasi
relasi-relasi di antara jenis-jenis kelamin menjadi suatu urusan yang murni
pribadi, yang menyangkut hanya pribadi-pribadi yang terlibat dan tidak ada
peluang bagi masyarakat untuk mencampurinya. Masyarakat komunis bisa melakukan
ini karena ia sudah mengakhiri kepemilikan pribadi dan mendidik anak-anak di
atas basis komunal, dan dengan jalan ini menyingkirkan dua basis dari
perkawinan tradisional – ketergantungan yang berakar dalam kepemilikan pribadi,
yakni ketergantungan perempuan kepada laki-laki dan ketergantungan anak-anak
pada orang tua.
Dan di sinilah jawaban
terhadap hingar-bingar para filistin bermoral tinggi terhadap “komunitas
perempuan.”7 Komunitas perempuan adalah suatu
kondisi yang ada sepenuhnya dalam masyarakat borjuis, dan yang sekarang
mendapati ekspresi sepenuhnya dalam prostitusi. Tetapi prostitusi didasarkan
pada kepemilikan pribadi, dan jatuh bersama dengannya. Jadi, masyarakat
Komunis, alih-alih memberlakukan komunitas perempuan, faktanya malah
menghapuskannya.
- 22 -
Apa kelak sikap Komunisme terhadap kebangsaan-kebangsaan yang ada?
Apa kelak sikap Komunisme terhadap kebangsaan-kebangsaan yang ada?
Kebangsaan-kebangsaan
dari orang-orang yang mengasosiasikan diri mereka sesuai dengan prinsip
komunitas akan terdorong untuk bercampur satu sama lain sebagai akibat dari
asosiasi ini, dan dengan demikian membubarkan diri mereka sendiri, sebagaimana
berbagai perbedaan estate (kelompok sosial) dan kelas pasti
lenyap melalui penghapusan basis mereka, yakni kepemilikan pribadi.8
- 23 -
Apa kelak sikapnya terhadap agama-agama yang ada sekarang?
Apa kelak sikapnya terhadap agama-agama yang ada sekarang?
Semua agama sampai
sekarang merupakan ekspresi dari tahapan-tahapan historis dari
perkembangan tiap-tiap individu atau kelompok-kelompok orang. Tapi Komunisme
adalah tahap perkembangan historis yang membuat semua agama yang ada jadi tak
diperlukan, dan akan menyebabkan pelenyapannya.9
- 24 -
Bagaimana kaum Komunis berbeda dengan kaum sosialis?
Bagaimana kaum Komunis berbeda dengan kaum sosialis?
Yang dinamakan kaum sosialis terbagi dalam tiga
kategori.
[Kaum Sosialis
Reaksioner:]
Kategori pertama terdiri dari para penganut
masyarakat feodal dan patriarki yang telah dihancurkan, dan masih sedang
dihancurkan setiap hari, oleh industri besar dan perdagangan dunia serta
ciptaan mereka, masyarakat borjuis. Kategori ini menyimpulkan, dari
kejahatan-kejahatan masyarakat yang ada sekarang, bahwa masyarakat feodal dan
patriarki harus dipulihkan karena bebas dari kejahatan-kejahatan tersebut.
Dengan satu atau lain cara, semua usulan mereka diarahkan pada tujuan ini.
Kategori kaum sosialis reaksioner ini, meski
kelihatan berpihak dan mencucurkan air mata karena kesengsaraan proletariat,
toh ditentang secara enerjetik oleh kaum Komunis karena alasan-alasan berikut:
i. Ia berjuang untuk sesuatu yang sama sekali
mustahil.
ii. Ia berusaha mendirikan kekuasaan
aristokrasi, para pemilik gilda, para produsen kecil, dan gerombolan raja-raja,
pejabat-pejabat, serdadu-serdadu, dan imam-imam absolut atau feodal – suatu
masyarakat yang sudah barang tentu bebas dari kejahatan-kejahatan masyarakat
sekarang, tapi yang telah menyebabkan kejahatan yang sama banyak, tanpa
menawarkan kepada kaum pekerja tertindas prospek pembebasan melalui suatu
revolusi Komunis.
iii. Segera setelah proletariat menjadi
revolusioner dan komunis, kaum sosialis reaksioner ini memperlihatkan warna
sejati mereka dengan segera bersatu dengan borjuasi untuk melawan kaum
proletar.
[Kaum Sosialis
Borjuis:]
Kategori kedua terdiri dari para penganut
masyarakat masa kini yang takut akan masa depannya karena kejahatan-kejahatan
yang secara niscaya telah ditimbulkannya. Karena itu, apa yang mereka inginkan
adalah mempertahankan masyarakat ini sementara pada saat yang sama
menyingkirkan kejahatan-kejahatan yang merupakan bagian yang inheren dengannya.
Demi tujuan ini, beberapa mengusulkan sekadar
langkah-langkah kesejahteraan – sementara yang lain-lainnya tampil ke depan
dengan sistem reforma yang mengesankan, yang, di bawah kepura-puraan
mengorganisir ulang masyarakat, pada kenyataannya dimaksudkan untuk melestarikan
fondasi-fondasi, dan dengan demikian kehidupan, masyarakat yang ada sekarang.
Kaum Komunis harus dengan tiada henti berjuang
melawan kaum sosialis borjuis ini, karena mereka bekerja untuk musuh-musuh kaum
Komunis dan melindungi masyarakat yang ingin digulingkan kaum komunis.
[Kaum Sosialis
Demokratik:]
Akhirnya, kategori ketiga terdiri dari kaum
sosialis demokratik yang menyokong beberapa kebijakan yang dianjurkan kaum
Komunis, sebagaimana digambarkan dalam Pertanyaan 18, tapi bukan sebagai bagian
dari transisi menuju Komunisme, melainkan sebagai kebijakan-kebijakan yang
mereka percaya akan memadai untuk menghapuskan kesengsaraan dan
kejahatan-kejahatan masyarakat masa kini.
Kaum sosialis demokratik ini entah kaum proletar
yang belum begitu jelas tentang syarat-syarat pembebasan kelas mereka, atau
perwakilan-perwakilan borjuasi kecil, suatu kelas yang, sebelum pencapaian
demokrasi dan kebijakan-kebijakan sosialis yang diajukannya, memiliki banyak
kesamaan kepentingan dengan proletariat.
Karena itu, dalam momen-momen aksi, kaum Komunis
akan diharuskan untuk tiba pada suatu persetujuan dengan kaum sosialis
demokratik ini, dan secara umum mengikuti sejauh mungkin suatu kebijakan
bersama dengan mereka – dengan syarat kaum sosialis ini tidak melayani borjuasi
penguasa dan menyerang komunis.
Jelaslah bahwa bentuk kerjasama dalam aksi ini
tidak mengesampingkan diskusi tentang perbedaan-perbedaan yang ada.
- 25 -
Apa sikap kaum Komunis terhadap partai-partai politik lain dari zaman kita?
Apa sikap kaum Komunis terhadap partai-partai politik lain dari zaman kita?
Sikap ini berbeda di negeri-negeri yang berbeda.
Di Inggris, Prancis, dan
Belgia, di mana borjuasi memerintah, kaum komunis masih memiliki suatu
kepentingan bersama dengan berbagai partai demokratik, suatu kepentingan yang
menjadi semakin besar ketika semakin dekat langkah-langkah sosialis yang mereka
dukung mendekati tujuan-tujuan kaum Komunis – yakni, semakin jelas dan pasti
mereka merepresentasikan kepentingan-kepentingan proletariat dan semakin mereka
bergantung pada proletariat untuk dukungan. Di Inggris, misalnya, kaum Chartis10 kelas-pekerja sangat dekat
dengan kaum Komunis ketimbang kaum demokrat borjuis-kecil atau yang dikenal
sebagai kaum Radikal.
Di Amerika, di mana
sebuah konstitusi demokratik telah ditegakkan, kaum komunis harus membuat
tujuan bersama dengan partai yang akan menggunakan konstitusi ini untuk melawan
borjuasi dan menggunakannya untuk kepentingan-kepentingan proletariat – yakni,
dengan kaum Reformis Nasional agraria11.
Di Swiss, kaum Radikal, kendati suatu partai
yang beragam, adalah satu-satunya kelompok yang dengannya kaum Komunis bisa
bekerjasama, dan, di antara kaum Radikal ini, kaum Vaudois dan Genevese adalah
yang paling maju.
Di Jerman, akhirnya,
perjuangan yang menentukan sekarang adalah perjuangan antara borjuasi dan
monarki absolut. Karena kaum Komunis tidak bisa memasuki perjuangan menentukan
antara mereka dan borjuasi hingga borjuasi berkuasa, karena itu kaum Komunis
berkepentingan untuk membantu borjuasi berkuasa sesegera mungkin agar bisa
menggulingkannya secepat mungkin. Karena itu, melawan
pemerintahan-pemerintahan, kaum Komunis harus terus mendukung partai liberal
radikal, dengan waspada menghindari penipuan-penipuan dari kaum borjuasi dan
tidak jatuh ke dalam janji-janji memikat tentang faedah-faedah yang konon akan
dibawa oleh kemenangan borjuis bagi proletariat.12Faedah satu-satunya yang akan diambil
proletariat dari suatu kemenangan borjuis akan terdiri dari:
i. berbagai konsesi yang akan memfasilitasi
penyatuan proletariat menjadi sebuah kelas yang erat-berpadu, layak bertempur,
dan terorganisir; dan
ii. kepastian bahwa, setelah monarki-monarki
absolut jatuh, perjuangan antara borjuasi dan proletariat akan dimulai. Dari
hari itu dan seterusnya, kebijakan kaum Komunis akan sama dengan yang sekarang
di negeri-negeri di mana borjuasi sudah berkuasa.
Catatan Akhir
Catatan kaki berikut
berasal dari edisi bahasa Mandarin dari Selected Works of Marx and
Engels ([Pilihan Karya Marx dan Engels], yang diterbitkan di Peking
oleh Foreign Languages Press, 1977), dengan tambahan-tambahan editorial oleh
marxists.org.
Penerjemah: Pandu Jakasurya.Disunting oleh Ted Sprague. (23 November
2014) Diterjemahkan dari “The Principles of Communism,” Frederic Engels, 1847;
Marxists Internet Archive,https://www.marxists.org/archive/marx/works/1847/11/prin-com.htm
Ditulis: Oktober-November 1847. Sumber: Selected Works,
Volume One, p. 81-97
Penerbit: Progress Publishers, Moscow, 1969. Pertama
Terbit: 1914, Eduard Bernstein dalam Vörwarts!
(organ sentral Partai Sosial Demokrasi Jerman).
1Tanya-Jawab, seperti dalam tradisi Kristen
Barat dalam rangka mengajarkan pokok-pokok kepercayaan kepada calon anggota
jemaat atau calon penerima sidi atau baptisan. [Pent.]
2Dalam karya-karya yang mereka tulis dalam
periode-periode yang lebih belakangan, Marx dan Engels mengganti “sale of
labour” (penjualan kerja), “value of labour” (nilai kerja), dan “price of
labour” (harga kerja), sebagaimana digunakan di sini, dengan konsep-konsep yang
lebih akurat yang diperkenalkan pertama kali oleh Marx, yakni “sale of labour
power” (penjualan tenaga kerja), “value of labour power” (nilai tenaga kerja),
dan “price of labour power” (harga tenaga kerja).
3 Gilda adalah sebuah asosiasi pengrajin
atau pekerja terampil (tukang tenun, tukang batu, pekerja gelas, tukang kayu,
pandai besi, dsb.) yang biasa ditemui pada zaman Abad Pertengahan di kota-kota
medieval. Lewat gilda ini, para pengrajin saling menolong dan melindungi
pekerjaan dan cabang industri mereka dari persaingan. Dengan bangkitnya
kapitalisme, gilda-gilda ini perlahan-lahan menghilang karena kalah bersaing
dengan sistem pabrik yang jauh lebih produktif dan efisien. [Ed.]
4Dalam manuskrip, di sini Engels meninggalkan
setengah halaman kosong. Draft of the Communist Confession of Faith memiliki
jawaban atas pertanyaan yang sama.
5 Kaum baron adalah pemilik tanah pada
zaman feodal. Kaum hamba dan keluarga mereka terikat pada kaum baron dan
tanahnya. Mereka diharuskan menggarap tanah milik tuan mereka dan melakukan
kerja-kerja lain untuk tuan mereka selama sebagian dari waktu mereka, dan baru
setelah itu mereka dapat menggarap tanah milik mereka sendiri. Mereka tidak
boleh meninggalkan tanah mereka tanpa seizin tuan mereka. Mereka juga harus
siap menjadi prajurit dan pergi berperang untuk tuan mereka. [Ed.]
6 Emigran yang dimaksud di sini adalah
kaum kapitalis, tuan tanah, dan penguasa kaya yang melarikan diri dan membawa
kabur kekayaannya ke luar negeri. [Ed.]
7 Kaum borjuasi menuduh bahwa Komunisme
akan menciptakan masyarakat di mana perempuan akan dibagi-bagi di antara
laki-laki, yang disebut juga oleh mereka sebagai “komunitas perempuan”. [Ed.]
8Catatan Engels “bleibt” (tidak berubah),
jelas merujuk pada jawaban yang tercantum dalam Draft Juni di bawah Pertanyaan
21.
9 Serupa dengan itu, ini merujuk pada
Pertanyaan 23 Dalam draft Juni.
10 Kaum Chartis adalah para partisipan
dalam gerakan politik kaum pekerja Inggris yang berlangsung dari 1830-an hingga
pertengahan 1850-an. Mereka mengadopsi People’s Charter (Piagam Rakyat)
sebagai slogan, dan menuntut hak pilih universal dan serangkaian syarat yang
menjamin hak-hak memilih bagi semua pekerja. Lenin mendefinisikan Chartisme
sebagai “gerakan revolusioner proletarian pertama yang luas, sungguh-sungguh
massal, dan terorganisir secara politis” (Collected Works, Eng. ed., Progress
Publishers, Moscow, 1965, Vol. 29, p. 309.) Keruntuhan gerakan Chartis
disebabkan oleh menguatnya monopoli industrial dan komersial Inggris dan suap
kepada lapisan atas kelas pekerja ("aristokrasi buruh") oleh borjuasi
Inggris dari super-profit yang mereka raih. Kedua faktor ini bermuara pada
menguatnya tendensi-tendensi oportunis dalam strata aristokrasi buruh ini,
sebagaimana terungkap, secara khusus, dalam penolakan para pemimpin serikat
buruh untuk mendukung Chartisme.
11 Barangkali suatu rujukan pada National
Reform Association (Asosasi Reforma Nasional), yang didirikan pada 1840-an oleh
George H. Evans, dengan markas besar di New York City, yang mempunyai motto,
“Vote Yourself a Farm” (Berikanlah bagi dirimu sendiri suara untuk sebuah lahan
pertanian).
12 Sejarah membuktikan bahwa ternyata
kaum borjuasi Jerman tidak mampu mengemban tugas-tugas revolusi demokratik.
Pada 1848, setahun setelah “Prinsip-Prinsip Komunisme” ditulis, serangkaian
revolusi meledak di Eropa. Di Jerman, awalnya Marx dan Engels mengira
bahwa kaum borjuasi Jerman akan mampu menumbangkan monarki Jerman dan
mendirikan sebuah republik demokrasi borjuis. Akan tetapi ternyata kaum
borjuasi Jerman lebih takut pada kaum proletar daripada kekuatan-kekuatan
feodalisme. Mereka justru memainkan peran kontra-revolusioner dan segera
mengkhianati revolusi 1848 di Jerman. Dari pengalaman ini, Marx menyimpulkan di
dalam artikelnya “Kaum Borjuasi dan Kontra-Revolusi” yang ditulisnya pada 1848
setelah pengkhianatan kaum borjuasi Jerman:
“Kaum borjuasi Jerman
tumbuh dengan begitu malas, ragu-ragu, dan lambat, sehingga ketika ia
berhadap-hadapan melawan feodalisme dan absolutisme, dia melihat dirinya
berhadap-hadapan pula dengan kaum proletariat dan semua lapisan kelas menengah
yang kepentingan-kepentingan dan gagasan-gagasannya serupa dengan kaum
proletariat. Dan kaum borjuasi Jerman menemukan tidak hanya satu kelas di
belakangnya, tetapi seluruh Eropa menentangnya. Tidak seperti kaum borjuasi
Prancis pada 1789, kaum borjuasi Prusia, ketika mereka menghadapi monarki dan aristokrasi,
yakni para perwakilan dari masyarakat yang lama, bukanlah sebuah kelas yang
berbicara atas nama seluruh masyarakat modern. Ia telah menjadi semacam estate (kelompok
sosial), yang berseberangan dengan Monarki dan juga dengan rakyat, yang ingin
melawan keduanya, ragu-ragu terhadap keduanya, karena ia selalu melihat kedua
kubu ini (Monarki dan rakyat) di depannya atau di belakangnya. Sejak awal ia
sudah cenderung untuk mengkhianati rakyat dan berkompromi dengan para
perwakilan masyarakat yang lama, karena dia sendiri adalah bagian dari
masyarakat yang lama.”
Inilah yang menjadi cikal bakal dari teori
Revolusi Permanen yang kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Trotsky, yakni
bahwasanya kaum borjuasi sudah tidak lagi memiliki karakter revolusioner yang
memungkinkannya untuk memenuhi tugas-tugas revolusi demokratik, dan oleh
karenanya tugas ini jatuh ke tangan kaum proletariat. [Editor]
--------------------------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar